Minggu, 22 Mei 2011

Tarian Adat Masyarakat Batak
Tidak lengkap rasanya penjelajahan TC ke Kabupaten Samosir di kepulauan Samosir bila tidak menyempatkan diri untuk menyaksikan tarian tradisional masyarakat batak pada jaman dahulu. Tarian ini dapat kita lihat di Museum Huta Bolon Simanindo, yang jaraknya sekitar 4km dari kota Panguguran. Jadwal pertunjukannya itu sendiri dari hari Senin sampai Minggu, hanya saja pertunjukan di hari minggu baru dimulai pada pukul 11.45, setelah selesai dari gereja. Tepat pukul 10.00 TC tiba di tempat pertunjukan, tempatnya sangat rindang dipenuhi pepohonan, dan tidak jauh dari pintu masuk terdapat sebuah loket, dengan membayar sekitar Rp.50ribu kita sudah mendapatkan kertas panduan tarian. Panduan ini terdiri dari beberapa bahasa asing, antara lain Inggris, Itali, Perancis, dan Jerman, jangan heran kabupaten Samosir juga merupakan salah satu tempat favorit bagi para turis asing.

Benar saja, tak lama setelah TC membeli tiket masuk, tepat dibelakang TC terdapat rombongan turis asing yang ingin menyaksikan tarian ini, beberapa dari mereka berasa dari Australia, Jerman dan Amerika diriingi oleh guide mereka masing-masing. Kami semua dituntun masuk menuju arena pertunjukan. Sebuah lapangan luas, di dalam lapangan tersebut terdapat dua rumah adat batak yang berdiri dengan kokoh, dan diseberangnya adalah tempat duduk dari batu untuk para penonton. Tepat dibelakang dibelakang tempat duduk penonton terdapat sekitar lima panggung dengan atap khas batak, dan masing-masing panggung tersebut rupanya ruangan untuk raja.

Ada ruang pertemuan antara raja dan petinggi-petinggi kerajaan untuk bermusyawarah, ada ruang untuk raja dan keluarga untuk bercengkerama bersama keluarga, dan ada juga ruangan untuk raja menyendiri. Masing-masing ruangan itu terdiri atas rumah panggung dan berdiri berderetan satu sama lain.

Tarian adat batak ini sendiri terdiri dari 12 bagian, dimana di masing-masing bagian mempunyai cerita yang berbeda-beda. Dengan diiringi oleh alat musik tradisional batak, tarian pun dimulai. Pertama-tama ada seorang kepala adat yang keluar sambil membawa seekor kerbau, dan kerbau tersebut di tambatkan pada sebuah pohon yang ada di tengah-tengah lapangan.

 Tidak lama kemudian beberapa orang penari keluar dari rumah adat. Mereka berpakaian adat lengkap, tidak lupa ulos yang menjadi kebanggaan masyarakat batak. Pada babak pertama di ceritakan tentang bagaimana masyarakat batak berterima kasih kepada tuhan karena kerbau yang mereka bawa ke kampung tidak berbuat hal-hal yang tidak baik dan merugikan mereka, tarian ini bertema Gondang Lae-lae.

Pada babak selanjutnya dengan nama Gondang Mula-mula, disini menceritakan tentang rasa terima kasih kepada langit, bumi dan segala sesuatu yang telah Tuhan ciptakan dan berikan untuk mereka. Disambung dengan Gondang Mulajadi merupakan tarian rasa terima kasih karena permohonannya telah dikabulkan oleh Tuhan.

Dilanjutkan dengan Gondang Sahata Mangaliat, disini para penari bernari mengelilingi kerbau yang diikat tadi, dalam aksi yang sebenarnya kerbau tersebut di jadikan kurban dan dagingnya dibagi-bagikan kepada mereka yang ikut serta dalam acara adat tersebut.

Gondang Marsiolopan dalam babak ini mereka saling memberi selamat dan dilanjutkan dengan Gondang Siboru, dimana dalam babak ini diceritakan tentang bagaimana seorang pria harus memilih satu diantara tiga wanita yang ia temui di dalam pesta untuk dilamar, sebagai tanda bahwa sang pria sudah menemukan wanitar belahan jiwanya maka pris itu akan memberikan uang kepada sang wanita sebagai tanda bahwa pria tersebut serius, babak tersebut bernama Gondang sidoli.

Dilanjutkan dengan Gondang Pangurason dimana roh dari leluhur akan memasuki tubuh salah seorang penari dan si penari akan di perciki dengan air suci untuk mengembalikan kesadarannya seperti semula. Setelah itu dilanjutkan dengan Gondang Habonaran, dimana ada dua orang anak muda yang mempertunjukan tarian perang, pemenangnya melambangkan kebenaran dan yang kalah melambangkan kejahatan.

 Setelah pemenangnya keluar maka dirayakan bersama-sama dengan tari Tor-tor Tunggal Panaluan, disini para penari mengajak penonton untuk ikut serta turun bersama dan bernari. Para penari akan menghampiri penonton dan memberikan kain ulos, siapa yang menerimanya harus ikut turun dan bernari bersama mereka.

Dan tarian yang terakhir adalah Gondang Sigale-Gale. Tarian ini menceritakan tentang seorang raja yang mempunyai anak tunggal dan sang Raja sangat sayang pada anak semata wayangnya ini dan sang raja sangat mengharapkan bahwa anaknya akan menjadi calon Raja yang bijaksana kelak. Lalu tiba-tiba saja anaknya jatuh sakit lalu meninggal. Sang Raja sangat sedih karena kehilangan anak semata wayangnya ini. Demi untuk mengobati rasa rindunya sang raja mencari tukang kayu yang paling handal diseluruh pelosok negeri dan membuat patung kayu yang menyerupai anaknya. Namun sayang kayu tersebut tidak dapat bergerak seperti anaknya yang sangat lincah.lalu untuk menggerakan patung tersebut sang raja memanggil roh anaknya untuk masuk ke dalam patung.

Sigale-gale sendiri merupakan tarian dengan boneka kayu, dulu boneka tersebut memang selalu menggunakan roh untuk menggerakkannya, namun sekarang mereka menggunakan tali yang diikatkan keseluruh tubuh patung kayu.

Benar-benar sebuah pertunjukan yang luar biasa. Hanya dalam 45 menit saja, anda akan mendapatkan sajian tarian adat yang sangat menarik dan sangat unik. Anda wajib menyaksikan tarian ini bila anda berkunjung ke Pulau Samosir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar